TANGSEL – DPRD Kota Tangerang Selatan (Tangsel) periode 2024-2029 menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) perdana dengan jajaran pemerintah kota Tangsel. Salah satunya kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Dikbud) Tangsel terkait program-program strategis kedepannya.
Kepala Dikbud Tangsel, Deden Deni, mengungkapkan hasil rakor perdana membahas banyak hal, dari PPDB sampai kualitas pendidikan.
“Semua hal dibahas dalam rakor, mulai dari PPDB, kebutuhan sekolah, kebutuhan guru, dan kualitas pendidikan,” terang Deden kepada wartawan, (29/10/24).
Lanjutnya, fasilitas pendidikan di kota Tangsel juga menjadi perhatian, saat ini diketahui SMP Negeri di Tangsel berjumlah 24, kemudian muncul rencana penambahan sekolah negeri baru.
“Kebutuhan SMP Negeri pada beberapa kecamatan pun disampaikan. Lalu ada beberapa SD Negeri juga yang berkoordinasi ke SMP Negeri, dan ada beberapa usulan juga untuk penambahan sekolah Negeri,” jelasnya.
“Hampir semua kecamatan berikan usul, seperti Pamulang, Setu, Pondok Aren,” sambungnya.
Ketika ditanya soal konektivitas dengan program nasional setelah Presiden Prabowo dilantik, Deden mengatakan pendidikan gratis sudah berjalan, dengan begitu, Dikbud Tangsel saat ini fokus untuk menambah kuota bantuan pendidikan dan realisasi program makan siang bergizi.
“Pendidikan gratis sudah berjalan, dan kami juga meminta bantuan pendidikan terus dipertahankan dan ditambah kuotanya, termasuk juga perihal makan siang bergizi itu juga dibahas,” terangnya.
Deden berucap, permasalahan seperti tawuran, pelecehan seksual dan masalah lainnya pada dunia pendidikan itu turut dipertanyakan pada rakor tersebut.
Dan melihat kasus yang belum lama menimpa dunia pendidikan di kota Tangsel yakni penculikan dan pelecehan, Dikbud sudah melakukan antisipasi dengan membentuk Tim Pencegahan dan Penanganan Kekerasan (TPPK).
“Ya antisipasi kan sudah dari jauh-jauh hari dilaksanakan, kita sudah bikin kita bikin tim TPPK beserta satgasnya, terus ada jaksa yang masuk dalam ranah sekolah, udah 2 tahun berjalan, dalam upaya pencegahan sudah kita lakukan,” tuturnya.
Tak luput, Dikbud Tangsel juga memperkuat peran guru Bimbingan Konseling atau guru BK agar lebih bisa memahami situasi dan kondisi dari para siswa-siswi.
“Kita memperkuat TPPK dan guru BK, karena anak-anak terkadang ketakutan untuk mengadu atau bercerita, maka guru BK harus lebih peka agar situasi yang tidak diinginkan tidak terjadi dan dapat dicegah,” tandasnya.
Laporan: STW