Nasional – Pada era kekinian, petani sawit mandiri di Kalimantan Barat (Kalbar) telah menunjukkan kesiapan mereka dalam menghadapi transformasi melalui hilirisasi.
Hal tersebut disampaikan oleh Binsar Ketua DPW Advokasi Rakyat Untuk Nusantara (ARUN) Kalimantan Barat dan STN Kalbar.
Binsar mengatakan langkah progresif ini diwujudkan dengan adanya pabrik-pabrik skala rumah tangga dan pabrik mini yang tersebar di setiap kecamatan dan desa.
“Keberhasilan ini tidak terlepas dari dukungan yang diberikan oleh Keputusan Dirjen Perkebunan nomor 62/kpts/KB.410/06/2023, yang merinci Pedoman Teknis Sarana dan Prasarana Perkebunan kelapa sawit,” ujar Binsar, dikutip Jumat, (15/12/2023).
Binsar menyampaikan pedoman tersebut, yang dikeluarkan dalam kerangka pendanaan Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit, menetapkan kriteria untuk memastikan kesiapan bahan baku.
Sebagai langkah awal, lanjut Binsar, diperlukan lahan perkebunan seluas 3.750 hektar untuk membangun satu unit pabrik sawit mini. Pabrik-pabrik ini akan menjadi sumber Tandan Buah Sawit (TBS) segar yang berasal dari petani, mendorong ketahanan pasokan.
“Melalui data yang terhimpun dari Sistem Terpadu Perkebunan (STN) Ketapang, terungkap bahwa jumlah anggota yang berasal dari petani sawit mandiri mencapai 93.858 orang. Mereka tersebar di 480 Kelompok Tani (Koptan) yang terdapat di 253 desa dan 20 kecamatan di Kabupaten Ketapang. Dengan data ini, dapat diestimasi bahwa setiap pekebun memiliki lahan perkebunan sawit minimal sekitar 3 hektar,” ungkap Binsar.
Binsar menjelaskan dengan asumsi ini, total lahan perkebunan sawit yang dimiliki oleh para petani mencapai angka yang mengesankan, yakni sekitar 281.574 hektar. Potensi ini bukan hanya mencerminkan ukuran yang luar biasa, tetapi juga menciptakan peluang besar untuk meningkatkan produksi dan ekonomi lokal.
“Hadirnya pabrik-pabrik skala rumah tangga dan pabrik mini di setiap kecamatan dan desa bukan hanya sekadar pembangunan fisik. Ini adalah perwujudan nyata dari visi untuk memberdayakan petani sawit mandiri dan mengoptimalkan potensi ekonomi daerah,” menurutnya.
Binsar menambahkan langkah-langkah konkrit ini pun memperkuat posisi Kalimantan Barat dalam mewujudkan kemandirian ekonomi melalui diversifikasi sektor perkebunan.
“Dengan semangat inovasi dan keterlibatan seluruh pemangku kepentingan, diharapkan bahwa hilirisasi ini akan memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi petani, masyarakat, dan Kabupaten Ketapang secara keseluruhan,” tutup Binsar.
Laporan: STW