Nasional

Presiden Jokowi: Dari 30 Hanya 8 Bandara Berpotensi Jadi Hub Dan Super Hub

7

TANGERANGRAYA.NET –   Penurunan ekonomi juga dirasakan mayoritas negara-negara yang tengah berupaya memulihkan diri dari dampak yang ditimbulkan oleh pandemi, sektor yang sangat terdampak dari penurunan ekonomi di Indonesia antara lain sektor pariwisata dan penerbangan.

“Angka yang saya peroleh di triwulan yang kedua tahun 2020, wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia mencapai 482 ribu dan ini turun 81 persen untuk quarter-to-quarter dan turun 87 persen untuk year-on-year. Artinya memang terkontraksi sangat dalam,” kata Presiden Joko Widodo saat memimpin rapat terbatas untuk membahas penggabungan BUMN di sektor aviasi dan pariwisata, Istana Merdeka, Jakarta, Kamis, 6 Agustus 2020.

Penurunan yang dirasakan tersebut justru menjadi momentum tersendiri untuk melakukan konsolidasi dan transformasi untuk dua sektor tersebut. 

Transformasi dilakukan misalnya dengan penataan yang lebih baik untuk rute penerbangan, penentuan hub maupun super hub, hingga kemungkinan penggabungan BUMN penerbangan dan pariwisata untuk mengukuhkan fondasi ekonomi di sektor tersebut.

“Airline hub yang dimiliki terlalu banyak dan tidak merata. Saat ini terdapat 30 bandara internasional, apakah diperlukan sebanyak ini. Negara-negara lain saya kira enggak melakukan ini, coba dilihat, dan 9% lalu lintas terpusat hanya di empat bandara. kuncinya ada pada 4 bandara yaitu Soekarno-Hatta Jakarta, Ngurah Rai di Bali, Juanda di Jawa Timur, dan Kualanamu di Sumatra Utara,” kata Presiden.

Presiden Joko Widodo menyampaikan ada 8 (delapan) bandar udara (bandara) internasional yang berpotensi menjadi hub dan super hub yakni Ngurah Rai, Soekarno-Hatta, Kualanamu, Yogyakarta, Balikpapan, Hassanudin, Sam Ratulangi, dan Juanda di Surabaya.

Presiden sampaikan harus berani menentukan bandara yang berpotensi menjadi internasional hub dengan pembagian fungsi sesuai dengan letak geografis dan juga karakteristik wilayahnya. (RED/RED)

Exit mobile version