Kota Tangerang Selatan

Penjualan Menurun, Pedagang Bendera Curhat Jelang Hari Kemerdekaan

12

TANGERANGRAYA.NET, Tangsel    –     Pedagang Bendera Merah Putih di Kota Tangerang Selatan (Tangsel) mengalami penurunan pendapatan hingga 70% di bandingkan tahun tahun sebelumnya.

Pedagang Bendera di Pondok Aren Mansyur mengatakan alasan masyarakat kenapa tidak mau membeli bendera karena Indonesia belum merdeka.

“Belum merdeka kata masyarakat, kadang-kadang kalau lagi iseng-iseng ada yang lewat ditawarin, ogah ah katanya (masyarakat, red) belum merdeka. Tiba-tiba (masyarakat, red) pada cuek-cuek gitu (ke pedagang bendera, red),” ujarnya kepada wartawan, Senin (16/8/2021).

Mansyur mengaku pada tahun ini penjualan menurun hingga 70 persen, bahkan penurunan penjualan itu sangat pesat dibanding diberlakukannya Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) pada tahun lalu.

“Tahun lalu masih mending pas PSBB, kalau PPKM malah lebih parah lagi, motor gak ada yang pasang bendera, jarang banget yang pasang,” ungkapnya.

Dirinya menjual bendera dari harga Rp5000 untuk ukuran kecil hingga Rp250 ribu untuk bendera yang biasa digunakan sebagai hiasan di perumahan, rumah, dan sebagainya.

“Pernah sehari 20 ribu sehari, 50 pernah (tahun ini, red). 250 sampai 350 masih dapet tahun lalu, kalau sekarang buat rokok aja abis. Mudah-mudahan tahun yang akan datang lebih beres, perekonomian pulih, mudah-mudahan,” terangnya.

Sementara itu, pedagang bendera di Serpong Utara, Yanto (30) menerangkan, alasan masyarakat tidak membeli bendera adalah masih bisa menggunakan bendera bekas tahun kemarin.

Menurutnya, sebelum pandemi Covid-19 bergulir, masyarakat menggunakan bendera baru sebagai hiasan di gang rumah maupun di perkantoran.

“Mungkin satu masalah keuangan ada yang mulai masuk dan mulai menghemat, jadi masang juga yang bekas-bekas gitu, gak ada yang masang baru, biasanya di jalan bendera baru-baru, ini (memasang bendera, red) bekas,” ungkapnya.

Yanto menjual bendera dari harga Rp20 ribu untuk bendera kecil hingga Rp150 ribu bendera ukuran besar. 

Yanto akui tahun ini penjualan turun hingga 60 persen, hal itu dikarenakan pelanggannya yang biasa membeli bendera setiap tahun, kali ini malah memasang bendera bekas tahun kemarin.

“Perhari ada 250 ribu kadang 350 ribu, tahun sebelumnya biasa sampai 1 juta, kalau tahun ini jauh banget, setahun sekali disini dari tahun 2006, dari tanggal 30 Juli disini,” tutupnya. (BJS/RED)

Exit mobile version