Kota Tangerang Selatan

Kemiskinan Jadi Problem Utama, Benyamin-pilar Sodorkan Pelatihan keterampilan Bagi Masyarakat

1

Tangerang Selatan – Debat kedua Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Tangerang Selatan (Tangsel) pada Kamis, 21 November 2024, menyoroti berbagai isu strategis, salah satunya adalah kemiskinan yang menjadi masalah mendasar di daerah tersebut.

Berdasarkan data 2024, tingkat kemiskinan di Tangsel mencapai 2,36 persen atau sekitar 43.33 ribu jiwa, yang menjadi perhatian utama para calon kepala daerah.

Menanggapi hal ini, pasangan calon Wali Kota dan Wakil Wali Kota Tangsel nomor urut 1, Benyamin Davnie-Pilar Saga Ichsan (Ben-Pilar), mengusulkan solusi untuk mengatasi masalah tersebut jika terpilih kembali.

Benyamin mengungkapkan bahwa kemiskinan di Tangsel disebabkan oleh dua faktor, yaitu kemiskinan struktural dan kultural.

“Kemiskinan struktural dan kemiskinan kultural. Memang itu terjadi Kota Tangsel,” ucap Benyamin dalam debat tersebut.

Bagi masyarakat yang masuk dalam garis kemiskinan ekstrem, sederet program telah dilakukan melalui berbagai intervensi yang dilakukan oleh pemerintah pusat, provinsi, hingga daerah.

“Baik oleh APBD Tangsel maupun melalui APBD Provinsi Banten dengan bentuk misalnya program keluarga harapan, bantuan sosial, dan lain sebagainya. Menselaraskan dengan bantuan pemerintah pusat, untuk memberikan bantuan 9 bahan pokok bagi mereka ini juga sudah kita lakukan,” jelas Benyamin.

Sebagai tambahan, Benyamin-Pilar juga telah melaksanakan program pelatihan keterampilan bagi masyarakat, yang telah berlangsung sejak periode pertama Benyamin.

Program ini berupa pelatihan dan sertifikasi yang diikuti peserta, dengan tujuan untuk meningkatkan keterampilan dan membantu mereka mendapatkan pekerjaan.

“Dalam bentuk program D3, dilatih, disertifikat, dan ditempatkan (kerja-red). Ini sudah kita lakukan paling tidak dua tahun belakangan,” paparnya.

Lebih lanjut, Pilar Saga Ichsan menambahkan bahwa program ini telah memberikan dampak positif, terbukti dengan turunnya angka kemiskinan yang menjadikan Tangsel sebagai salah satu wilayah dengan angka kemiskinan terendah di Provinsi Banten dan nasional.

“Dan menjadi salah satu yang terendah di nasional,” lanjutnya.

Namun, Pilar menegaskan bahwa pengentasan kemiskinan tidak hanya melalui bantuan materi, tetapi juga melalui peningkatan pendidikan.

Ia berpendapat, untuk menghapus kemiskinan secara tuntas, penting untuk memberikan pendidikan yang baik hingga tingkat perguruan tinggi, agar masyarakat Tangsel dapat mandiri secara ekonomi dan terlepas dari kemiskinan.

“Mulai dari apa? Pendidikannya. Kalau pendidikan mereka bagus target kita sampai perguruan tinggi, mereka bisa mencari nafkah sendiri. Kita targetnya masyarakat Tangsel menjadi masyarakat yang mandiri, makmur, dan terlepas dari kemiskinan seutuhnya,” pungkasnya.

Laporan: STW

Exit mobile version