Nasional

Innalilahi, Mantan Menteri Penerangan Era Orde Baru Harmoko Meninggal Dunia

31

TANGERANGRAYA.NET   –   Kabar duka datang dari mantan petinggi negeri ini. Mantan Menteri Penerangan Harmoko meninggal dunia. Kabar itu disampaikan berantai melalui aplikasi perpesanan WhatsApp.

“Innalillahi wa innailaihi rojiun telah meninggal dunia Bpk. H. Harmoko bin Asmoprawiro pada hari Minggu 4 Juli jam 20:22 WIB di RSPAD Gatot Soebroto. Mohon dimaafkan segala kesalahan beliau dan mohon doanya insya Allah beliau husnul khotimah. Aamiin YRA,” tulis pesan yang menyebar di kalangan wartawan.

Putra Harmoko, Dimas Azisoko, membenarkan kabar duka ini. “Mohon dimaafkan segala kesalahan beliau dan mohon doanya insya Allah amal ibadah beliau diterima Allah SWT dan husnulkhatimah,” kata Dimas saat di konfirmasi lewat pesan singkat.

Kesehatan Harmoko diketahui sempat memburuk dua tahun silam. Dia sempat menjalani perawatan di RS Medistra karena infeksi paru pada 2018. Pada Mei 2021 lalu, Dimas mengatakan kondisi kesehatan ayahnya kian menurun lantaran usia yang sepuh. Ketika itu Dimas menyebut sang ayah sudah tak bisa berkomunikasi.

Harmoko adalah politikus Golkar yang pernah menjabat sebagai Menteri Penerangan Indonesia pada masa Orde Baru. Ia juga pernah menjadi Ketua MPR pada masa pemerintahan B.J Habibie.

Harmoko lahir di Patianrowo, Nganjuk, Jawa Timur, 7 Februari 1939. Harmoko dikenal sebagai tangan kanan Soeharto. Namun, dia juga yang menyarankan Soeharto mundur dari jabatan presiden. Hal tersebut disampaikan Harmoko, yang ketika itu menjabat sebagai Ketua DPR/MPR, pada 18 Mei 1998.

Dikutip dari situs resmi Perpusnas, Harmoko memulai karir sebagai wartawan di Harian Merdeka dan Majalah Merdeka. Dia kemudian bekerja sebagai wartawan di Harian Angkatan Bersenjata dan Harian API. Pada 1970, Harmoko bersama koleganya melahirkan harian Pos Kota. Harian Pos Kota memberi porsi khusus untuk Harmoko. Dalam rubrik yang cukup terkenal yakni Kopi Pagi Harmoko.

Harmoko pernah menjabat ketua Persatuan Wartawan Indonesia. Karir yang mengantarkannya menduduki kursi Menteri Penerangan di Kabinet Pembangunan VI. Jabatan terakhirnya adalah Ketua DPR/MPR periode 1997-1999.

Harmoko mengangkat Soeharto sebagai presiden untuk masa jabatannya yang ke-7. Namun dua bulan kemudian Harmoko pula memintanya turun ketika gerakan rakyat dan mahasiswa yang menuntut reformasi tampaknya tidak lagi dapat dikendalikan. (RED/RED)

Exit mobile version