TANGERANGRAYA.NET, Tangsel – Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan DLHK Kota Tangerang Selatan mempertanyakan tolak ukur BMKG menyebut Tangsel di Sebut Kota Terpanas di Indonesia Beberapa pada beberapa Waktu Lalu.
Kepala bidang Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) Carsono menyampaikan, panas yang terjadi di Ciputat merupakan kondisi yang fluktuatif karena suhu panas yang terjadi tidak secara terus menerus.
”Saat ini panas yang paling tinggi di Indonesia bukan di Banten lagi tapi di Tanjung Perak berada di 0,4 drajat, lebih tinggi di banding suhu Ciputat yang periode 1 sampai 14 Mei ini, kan kalo gini jangan di bilang Tangsel sebagai nasional ini fluktuatif berkembang terus,” ujar Carsono, kepada Tangerangraya.net, Selasa, (17/5/2022).
Ia mengaku bingung Tangsel di sebut sebagai kota terpanas, pasalnya di ciputat sendiri tidak ada pabrik yang menghasilkan emisi yang berlebihan yang menjadi sabab suhu panas tinggi.
Menurutnya, Tangsel tidak dalam kondisi yang menghawatirkan karena cuaca yang terjadi fluktuatif tidak bisa selalu dikatakan daerah terpanas, karena Tangsel bukanlah perlintasan jalur katulistiwa yang akan stag di satu kondisi.
”Udara panas yang dinyatakan oleh BMKG ini yang sedang saya pertanyakan ke BMKG bisa ada pertanyaan seperti itu dasar nya dari apa, apakah ada alat ukur untuk itu atau bagai mana, itu yang belum saya paham,” paparnya.
Carsono menambahkan, jadi kalo hari ini di bilang terpanas belum tentu sore harinya akan seperti itu.
“DLHK memastikan dengan target penghijauan kota 30% yang di lakukan maka panas yang terjadi tidak bisa dikatakan karena kurangnya lahan penghijauan,” tutupnya.
Sebelumnya Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika ( BMKG ) membeberkan alasan wilayah Ciputat, Tangerang Selatan, menjadi daerah dengan suhu panas se-Indonesia. Wilayah Ciputat dilaporkan sempat mengalami kenaikan suhu hingga 36 derajat celsius.
Berdasarkan data pemantauan suhu udara maksimum yang diukur dari Balai BMKG II antara periode tanggal 1 – 11 Mei 2022, daerah Ciputat menunjukkan nilai yang berkisar antara 33.8-36.0 derajat celsius. Nilai ini cukup tinggi jika dibandingkan dengan wilayah Indonesia lainnya.
“Hal ini kemungkinan dikarenakan wilayah Ciputat dan sekitarnya berada pada elevasi rendah dan cukup dekat dengan permukaan laut,” ungkap Kabid Prediksi dan Peringatan Dini Cuaca BMKG Miming Saefudin, Kamis (12/5/2022).
Selain itu, lanjutnya, tutupan lahan yang didominasi oleh bangunan dan minimnya area pepohonan juga cukup berpengaruh pada peningkatan suhu udara permukaan. Keberadaan bangunan dengan ketinggian homogen juga berpengaruh pada kurang lancarnya aliran udara permukaan. (STW/RED)