Kota Tangerang Selatan

Bantuan Operasional Madrasah Ibtidaiyah 900 Ribu Per Tahun, Kemenag Tangsel: Sangat Jauh dari Cukup

12

Tangerang Selatan – Kepala Seksi Pendidikan Madrasah (Penma) pada Kemenag Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Edi Suharsongko, membeberkan bantuan operasional untuk madrasah masih sangat jauh dari cukup.

Edi mengatakan, untuk madrasah tingkat ibtidaiyah (MI) atau setara SD, bantuan operasional selama satu tahun hanya Rp900 ribu per siswa.

“MI Rp900 per anak per tahun, MTS Rp1,1 juta, MAN Rp1,5 juta. Bantuan operasional untuk madrasah itu langsung dari pusat. Itu langsung ke rekening sekolah,” ujar Edi, ditulis Kamis, (4/5/2023).

Edi menjelaskan bahwa kebutuhan santri di tiap-tiap madrasah tentunya berbeda. Kendati demikian dengan angka yang diterima oleh masing-masing madrasah tersebut, masih sangat jauh dari kebutuhan madrasah itu sendiri.

“Coba dibayangkan, operasional Rp900 ribu per tahun, jadi kecukupan untuk kebutuhan anak selama satu tahun. Menurut saya sangat jauh dari kecukupan yah. Jadi kondisi madrasah seperti itu,” terangnya.

“Dari pantauan kami sangat jauh dari kata cukup. Kan bisa dibayangkan, kebutuhan operasional pakai itu, belum menyentuh kepada gedung, honor guru. Masih jauh lah,” sambung Edi.

Edi menyampaikan, pihaknya dan masing-masing madrasah, sudah sering bermohon kepada Pemerintah Pusat, dalam hal ini Kemenag RI, untuk menambah rupiah dalam bantuan operasional tersebut.

“Kalau permohonan sudah sering diajukan, tapi kembali kepada anggaran negara. Di forum-forum kita mengajukan. Kembali ke ketersediaan anggaran negara,” sebutnya.

Bantuan yang diterima madrasah, sangat jauh jika dibandingkan dengan bantuan sekolah-sekolah negeri.

Menurut Edi, sekolah-sekolah negeri masih mendapatkan alokasi anggaran dari masing-masing Pemerintah Daerah (Pemda), khususnya perbaikan dan pembangunan gedungnya.

“Kalau sekolah negeri, kan diback up sama Pemda juga, dari sarana prasarana, ada tunjangan juga dari Pemda untuk guru-gurunya,” ucap Edi.

Dirinya berharap, Pemerintah dapat mendukung keberadaan madrasah, terlebih soal bantuan operasional.

Pasalnya, lanjut Edi, penguatan akhlak dan agama, banyak didapat dari lembaga pendidikan berbasis agama, seperti madrasah.

“Pelajaran agama di sekolah konvensional itu paling 2 jam. Tapi di madrasah itu lebih fokus pendidikan agama. Kami ingin, negara peduli terhadap insan-insan madrasah. Religius itu kan, bagaimana menekankan pendidikan agama kan,” tandas Edi.

Exit mobile version