Ditulis oleh: Fahd Pahdepie – Tokoh Muda Tangsel
Halo Warga Tangsel!
Assalamualaikum.
20 hari lagi kita melaksanakan pemilihan langsung kepala daerah Tangerang Selatan. 20 hari lagi kita akan mencetak sejarah. Sejarah yang sempat tertunda 10 tahun karena kuatnya pragmatisme politik masyarakat di akar rumput. Sejarah yang tak boleh lagi digagalkan oleh praktek-praktek politik uang dan manipulasi. Syaratnya SATU saja: Kita harus ber-SATU.
Sepuluh tahun lalu, seorang tokoh asli Tangsel sudah dinyatakan menang dalam Pilkada, namun kalah dalam pemilihan ulang. Kita tahu apa pasalnya, sudah menjadi rahasia umum.
Tapi, akibatnya sakit. Sakit sekali. Warga Tangsel harus menunggu 10 tahun lagi agar muncul tokoh Tangsel yang lebih baik untuk dititipkan harapan yang sama lagi.
Untunglah kali ini muncul sosok Haji Muhamad, mudah-mudahan kali ini kita bisa berSATU untuk memenangkannya. Tak boleh lepas lagi.
Belum tentu 10 tahun mendatang akan ada lagi sosok seperti Haji Muhamad. Belum tentu warga Tangsel bisa menitipkan harapannya lagi pada ‘orang kita dewek’ dengan kapasitas yang mumpuni.
Sekaranglah waktunya, 20 hari lagi, pergilah berbondong-bondong ke TPS untuk memastikan sosok ini memenangi Pilkada. Atau kita menunggu berpuluh tahun lagi, melihat tanah kita dikeruk kekayaannya, rumah-rumah kita dipinggirkan, warga kampung tersisih, orang Tangsel terasing di kampung sendiri.
Tidak mudah melewati 10 tahun melihat Tangsel menjadi rumah orang lain, sementara warganya seolah mengontrak tanah leluhurnya sendiri. Katanya kota ini adalah rumah kita, tetapi tak jelas ‘kita’ yang mana? Jika kali ini kita melewatkan kesempatan besar untuk mengklaim kembali legitimasi dan harga diri warga Tangsel, bukan lagi di bawah kekuasaan pribadi-pribadi atau keluarga-keluarga tertentu, terlalu mahal harganya jika kita harus kehilangan kesempatan ini lagi. Terlalu mahal harganya jika kita tidak bergerak memastikan kesempatan emas ini terwujud.
Kita bersyukur kali ini tokoh Tangsel seperti Haji Muhamad didampingi perempuan muda enerjik yang visioner, Mpok Saraswati namanya. Duet Muhamad-Saraswati jadi saling melengkapi. Anak kampung berkolaborasi dengan anak kota. Pemimpin laki-laki dengan pemimpin perempuan. Yang berpengalaman dengan yang membawa imajinasi baru. Yang berakar pada kebudayaan leluhur dan yang melesat ke masa depan peradaban.
Kolaborasi yang saling melengkapi ini pula yang membuat kita jadi optimistis, Muhamad-Saraswati memenuhi semua unsur yang kita harapkan hadir dalam sosok Walikota dan Wakil Walikota Tangsel ke depan.
Keduanya berhasil membuktikan kepada kita bahwa pemimpin itu harus dekat dengan masyarakat, bisa berbaur, bisa mendengar langsung keluh kesah orang-orang di bawah, bisa menyambung rasa agar tumbuh empati.
Tetapi disaat yang bersamaan, pemimpin juga harus membangkitkan optimisme, memberi harapan baru, memotivasi agar kita terus bergerak dan berjuang. Bahwa pembangunan Tangsel harus dilakukan bersama-sama, bukan oleh segelintir orang saja. Muhamad-Saraswati membawa spirit itu. Spirit Tangsel untuk Semua.
Maka sejak hari ini sampai 20 hari kedepan, kita tak punya alasan untuk tercerai berai dan kerja sendiri-sendiri. Ini saatnya berSATU. Tak penting lagi kita dari partai mana, mewakili kelompok relawan yang mana, dari kampung atau dari kompleks, dari kecamatan atau kelurahan mana, tim resmi atau bukan, pasukan Muhamad atau loyalis Saraswati, tua atau muda, tokoh atau bukan: Siapapun kita punya tugas sejarah untuk memastikan Muhamad-Saraswati menang di Pilkada 2020 ini. Inilah saatnya suara rakyat yang menang. Sejarah akan kita buktikan bersama-sama.
Baru-baru ini, lembaga survei terkemuka dengan reputasi nasional yang sangat teruji, Indikator, mengeluarkan hasil survei yang membuat kita gembira. Dalam survei terakhir Muhamad-Saraswati unggul 38.6% dibanding pasangan Benyamin-Pilar yang hanya didukung 33.2% dan Azizah-Ruhama yang hanya 16.4%.
Tentu kita bersyukur, seperti kata begawan politik Saiful Mujani, masyarakat Tangsel ternyata masih memiliki rasionalitas politiknya sendiri. Ternyata kita masih waras karena cenderung memilih calon pemimpin yang menawarkan program terbaik.
Namun, jangan senang dulu. Hasil survei bukan akhir dari perjuangan ini. Teruslah bergerak di bawah, konsolidasikan dukungan, ajak teman, sahabat, keluarga, dan kolega untuk pergi ke TPS dan memilih.
Jangan mau suara kita dibeli di tikungan jalan. Jangan mau Tangsel terkorbankan lagi untuk tahun-tahun mendatang. Bergeraklah, kabarkan, suarakan. Lamat-lamat lagu kemenangan sudah terdengar, bunyinya “Muhamad-Saraswati! Muhamad-Saraswati! Yang menang mah Muhamad-Saraswati!”
Jawablah panggilan sejarah itu. 20 hari lagi. Atau tidak untuk selama-lamanya.