TANGERANGRAYA.NET, Tangsel – Kepala Bidang Perlindungan Perempuan dan Anak (PPA) pada Dinas Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DPMP3AKB) Kota Tangerang Selatan (Tangsel), Irma Syafitri mengatakan pihaknya akan terus menekan angka kekerasan terhadap perempuan dan anak.
Irma mengatakan upaya yang di lakukan adalah, sosialiasi secara terus menerus, dari DPMP3AKB kemudian dari temen temen jejaring, yakni satgas perlindungan perempuan dan anak, Perlindungan Anak Terpadu Berbasis Masyarakat (PATBM), Pusat Pembelajaran Keluarga (PUSPAGA), Dharma Wanita dan Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga (PKK), semua bergerak guna menekan kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan.
“Organisasi wanita semua bergerak untuk melakukan sosialisasi-sosialiasi pencegahan kekerasan terhadap perempuan dan anak baik secara online maupun offline,” katanya kepada wartawan, ditulis Minggu (24/10/2021).
“Kita juga masuk ke sekolah-sekolah ya, melalui online, sosialisasi online kepada anak anak dan juga kepada para guru serta orang tua jadi itu yang sudah kita lakukan dalam rangka menekan angka kekerasan, minimal dia tau dan paham, bisa berkurang ya tingkat kekerasan yang terjadi di kota Tangsel,” pungkasnya.
Sementara itu Kepala UPT Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Tangsel Tri Purwanto, menyebut kasus kekerasan terhadap anak dan perempuan pada tahun 2021 sampai dengan bulan september terdapat 129 kasus.
“Untuk kasus anak di tahun 2021 sampai dengan bulan september terdapat 129 kasus ini di bagi dua yaitu anak 80 kasus sedangkan perempuan itu 49 kasus,” katanya.
Berbeda pada tahun sebelumnya persoalan kekerasan terhadap anak dan perempuan di kota Tangsel, Tri mengatakan pada tahun 2020 terdapat 217 kasus yang berarti terdapat pada tahun ini mengalami penurunan.
“Kalau kita bandingkan di tahun 2020 dengan jumlah total akhir itu 217 secara itung itungan biarpun belum berakhir sampai akhir tahun kita lihat angka itu turun, dari 217 kasus di 2020 sekarang 2021 sampai dengan bulan september 129 kasus,” katanya. (BJS/RED)